Selasa, 12 November 2013

Hama Tumbuhan, Penanggulangannya, dan penyakitnya.



1. Tikus
Gejala:
1.   Tikus menyerang berbagai tumbuhan.
2.   Menyerang di pesemaian, masa vegetatif, masa generatif, masa panen, tempat penyimpanan.
3.   Bagian tumbuhan yang disarang tidak hanya biji – bijian tetapi juga batang tumbuhan muda.
4.   Tikus membuat lubang – lubang pada pematang sawah dan sering berlindung di semak – semak.
Cara Menanggulangi:
1.   Membongkar dan menutup lubang tempat bersembunyi para tikus dan menangkap tikusnya.
2.   Menggunakan musuh alami tikus, yaitu ular.
3.   Menanam tanaman secara bersamaan agar dapat menuai dalam waktu yang bersamaan pula sehingga tidak ada kesempatan bigi tikus untuk mendapatkan makanan setelah tanaman dipanen.
4.   Menggunakan rodentisida (pembasmi tikus) atau dengan memasang umpan beracun, yaitu irisan ubi jalar atau singkong yang telah direndam sebelumnya dengan fosforus. Peracunan ini sebaiknya dilakukna sebelum tanaman padi berbunga dan berbiji. Selain itu penggunaan racun harus hati – hati karena juga berbahaya bagi hewan ternak dan manusia.


 2. Wereng
Gejala:
1.   Menyebabkan daun dan batang tumbuhan berlubang – lubang.
2.   Daun dan batang kemudian kering, dan pada akhirnya mati.
Cara Menanggulangi:
1.   Pengaturan pola tanam, yaitu dengan melakukan penanaman secara serentak maupun dengan pergiliran tanaman. Pergiliran tanaman dilakukan untuk memutus siklus hidup wereng dengan cara menanam tanaman palawija atau tanah dibiarkan selama 1 – 2 bulan.
2.   b. Pengandalian hayati, yaitu dengan menggunakan musuh alami wereng, misalnya laba – laba predator Lycosa Pseudoannulata, kepik Microvelia douglasi dan Cyrtorhinuss lividipenis, kumbang Paederuss fuscipes, Ophinea nigrofasciata, dan Synarmonia octomaculata.
3.   Pengandalian kimia, yaitu dengan menggunakan insektisida, dilakukan apabila cara lain tidak mungkin untuk dilakukan. Penggunaan insektisida diusahakan sedemikan rupa sehingga efektif, efisien, dan aman bagi lingkungan.





3. Walang Sangit
Gejala:
1.   Menghisap butir – butir padi yang masih cair.
2.   Biji yang sudah diisap akan menjadi hampa, agak hampa, atau liat.
3.   Kulit biji iu akan berwarna kehitam – hitaman.
4.   Walang sangit muda (nimfa) lebih aktif dibandingkan dewasanya (imago), tetapi hewan dewasa dapat merusak lebih hebat karenya hidupnya lebih lama.
5.   Walang sangit dewasa juga dapat memakan biji – biji yang sudah mengeras, yaitu dengan mengeluarkan enzim yang dapat mencerna karbohidrat.
6.   Faktor – faktor yang mendukung yang mendukung populasi walang sangit antara lain sebagai berikut:
  • Sawah sangat dekat dengat perhutanan.
  • Populasi gulma di sekitar sawah cukup tinggi.
  • Penanaman tidak serentak
Cara Menanggulangi:
1.   Menanam tanaman secara serentak.
2.   Membersihkan sawah dari segala macam rumput yang tumbuh di sekitar sawah agar tidak menjadi tempat berkembang biak bagi walang sangit.
3.   Menangkap walang sangit pada pagi hari dengan menggunakan jala penangkap.
4.   Penangkapan menggunakan unmpan bangkai kodok, ketam sawah, atau dengan alga.
5.   Melakukan pengendalian hayati dengan cara melepaskan predator alami beruba laba – laba dan menanam jamur yang dapat menginfeksi walang sangit.

4. Ulat
Gejala:
1.   Aktif memakan dedaunan bahkan pangkal batang, terutama pada malam hari.
2.   Daun yang dimakan oleh ulat hanya tersisa rangka atau tulang daunya saja.
Cara Menanggulangi :
1.   Membuang telur – telur kupu – kupu yang melekat pada bagian bawah daun.
2.   Menggenangi tempat persemaian dengan air dalam jumlah banyak sehingga ulat akan bergerak ke atas sehingga mudah untuk dikumpulkan dan dibasmi.
3.   Apabila kedua cara diatas tidak berhasil, maka dapat dilakukan penyemprotan dengan menggunakan pertisida.

5. Tungau
Gejala:
1.   Tungau (kutu kecil) bisaanya terdapat di sebuah bawah daun untuk mengisap daun tersebut.
2.   Pada daun yang terserang kutu akan timbul bercak – bercak kecil kemudian daun akan menjadi kuning lalu gugur.
Cara Menanggulangi:
1.   Hama ini dapat diatasi dengan cara mengumpulkan daun – daun yang terserang hama pada suatu tempat dan dibakar.

6. Lalat bibit (Atherigona exigua, A. Oryzae)
Gejala:
1.   Lalat bibit meletakkan telur pada pelepah daun padi pada senja hari.
2.   Telur menetas setelah dua hari dan larva merusak titik tumbuh. Pupa berwarna kuning kecoklatan terletak di dalam tanah. Setelah keluar dari pupa selama 1 minggu menjadi imago yang siap kawin.
3.   Hama ini menyerang terutama pada kondisi kelembaban udara tinggi.
Cara Menanggulangi:
1.   Pengendaliannya diutamakan pada penanaman varitas yang tahan.

7. Anjing tanah atau orong-orong (Gryllotalpa hirsuta atau Gryllotalpa African
Gejala:
1.   Hidup dibawah tanah yang lembab dengan membuat terowongan.
2.   Memakan hewan-hewan kecil (predator), tetapi tingkat kerusakan tanaman lebih besar dari pada manfaatnya sebagai predator.
3.   Nimfa muda memakan humus dan akar tanaman, imago betina sayapnya berkembang setengah, yang jantan dapat mengerik di senja hari.
Cara Menanggulangi:
1.   Pengendaliannya diarahkan pada pengolahan tanah yang baik agar terowongan rusak.

8. Pengorok daun atau hama putih (Nymphola depunctalis) dan hama putih palsu (Cnaphalocrosis medinalis)
 Gejala:
1.   Pengorok daun atau hama putih (Nymphola depunctalis) menyerang daun padi sejak dipesemaian hingga dilapang.
2.   Daun padi yang telah dikorok menjadi putih, tinggal kerangka daunnya saja.
3.   Larva bersifat semi aquatik, memanfaatkan air sebagai sumber oksigen.
4.   Larva membuat gulungan/kantung dari daun padi kemudian menjatuhkan diri ke air. Larva berwarna hijau, perkembangan sampai menjadi pupa 14 – 20 hari. Stadia pupa 4 – 7 hari.
Cara Menanggulangi:
1.   Meniadakan genangan air pada pesemaian sehingga larva tidak dapat memanfaatkan air sebagai sumber oksigen.
2.   Lalat Tabanidae dan semut Solenopsis gemitata merupakan musuh alami.

 9. Kutu daun persik (Myzus persicae)
Gejala :
1.   Kutu daun persik memiliki alat tusuk isap, biasanya kutu ini ditemukan dipucuk dan daun muda tanaman cabai.
2.   Mengisap cairan daun, pucuk, tangkai bunga dan bagian tanaman yang lain sehingga daun jadi keriting dan kecil warnanya brlang kekuningan, layu dan akhirnya mati.
3.   Melalui angin kutu ini menyebar ke areal kebun.
4.   Efek dari kutu ini menyebabkan tanaman kerdil, pertumbuhan terhambat, daun mengecil.
5.   Kutu ini mengeluarkan cairan manis yang dapat menutupi permukaan daun akan ditumbuhi cendawan hitam jelaga sehingga menghambat proses fotosintesis. Kutu ini juga ikut andil dalam penyebaran virus.
Cara Menanggulangi:
1.   Pengendalian dengan cara menanam tanaman perangkap (trap crop) di sekeliling kebun cabai seperti jagung.
2.   Pengendalian dengan kimia seperti Curacron 500 EC, Pegasus 500 SC, Decis 2,5 EC, Hostation 40 EC, Orthene 75 SP.

10. Belalang
Gejala:
1.   Gejala penyerangan hama belalang ini sama dengan ulat, yaitu daun menjadi rombeng.
Cara Menanggulangi:
1.   Hama ini dapat ditanggulangi dengan penangkapan secara manual.
2.   Tangkap belalang yang belum bersayap atau saat masih pagi dan berembun biasanya belalang tidak dapat terbang dengan sayap basah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar